Play Strategy Game on MarketGlory

Join khikylst's empire

Kamis, 12 Juli 2012

lampah wening wong alus

“ALLAHUMMA YAA MUSABBIBAL ASBAABI SABBIIB” YA ALLAH TUHAN YANG MEMBUAT ADANYA SEBAB, JADIKANLAH PADA KAMI SEBAB YANG MEMUDAHKAN DATANGNYA AKIBAT-AKIBAT YANG MULIA……
Aman dan terkendali….. semoga semuanya baik baik saja, sejuk damai sejahtera dalam lindungan Ilahi… amin ya robbal alamin… apa kabar sodaraku semua? Sudah lama nggak nulis, rasa-rasanya jari tangan ini kaku. Tidak selancar dulu ketika hampir setiap hari menulis untuk menyapa saudara-saudaraku, pengunjung blog Kampus Wong Alus tercinta dengan artikel-artikel apa adanya.
Tidak terasa sejak blog wongalus berdiri April 2009 kita telah bersama-sama mengalami fase berspiritual baru setelah kita mengetahui banyak amalan supranatural adalah tidak lagi kagum dengan amalan-amalan apakah itu asmak, wirid, hizib maupun ajian ajian yang sebelumnya hanya beredar di kalangan-kalangan yang terbatas. Apakah dengan banyaknya amalan serta maraknya lahir blog-blog sejenis di dunia maya lantas kemudian menjadi tanda datangnya fase berspiritual yang baru di masyarakat kita? Semoga saja begitu. Sebab memang sejak tahun 2000 silam, dunia ini berada pada fase mental spiritual yang mengerikan. Menurut laporan WHO, setiap tahun ada kurang lebih 2 juta orang bunuh diri akibat depresi dan stress. Jadi sekarang ini, musuh dari masyarakat manusia yang ada di dunia bukanlah manusia yang lain. Tetapi diri yang tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri! Diri kalah oleh keinginan hasrat nafsu dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup secara tragis.
Barangkali kita semua sudah pernah mencicipi, sudah pernah juga mempraktekkan amalan-amalan tersebut secara lengkap, setengah lengkap, maupun hanya seperempat lengkap. Kita bisa jadi semakin yakin bahwa semua amalan ini memberikan kita manfaat yang tidak kecil dalam hidup sehari-hari, namun juga barangkali malah kaget, ternyata apa yang kita praktekkan tidak sehebat yang selama ini dibayangkan. Sehingga memunculkan keraguan dan ketidakyakinan akan sebuah amalan tertentu.
Ada begitu banyak amalan di blog kita mencerminkan betapa banyak minat yang tersimpan di lubuk hati kita semua akan datangnya mukjizat karomah maunah keajaiban-keajaiban yang datang dari dunia lain, dunia goib, alam malakut, alam khodam, alam lelembut dan lain sebagainya. Kita yakin seyakin-yakinnya bahwa doa wirid dan mantra kita tidak akan sia-sia. Pasti didengar oleh Allah SWT dan kemudian mengutus alam semesta, mengutus wali penjaga bumi, wali penjaga air dan lautan, wali penjaga cahaya, wali penjaga pohon, wali penjaga besi, wali penjaga bebatuan, wali penjaga masing-masing individu untuk bergerak membantu kita mewujudkan keinginan kita, hajat kita.
Saudara-saudaraku semua, karomah maunah keajaiban-keajaiban semuanya mutlak terjadi atas ijin Tuhan. Tidak ada satupun keajaiban yang bekerja tanpa ijin Tuhan. Kita semua hanya berusaha dengan tangan kaki dan badan kita yang terangkum di dalam perilaku sehari-hari. Sebuah amalan sesungguhnya bukanlah sebuah kunci. Amalan hanyalah pintu pembuka yang harus dilanjutkan dengan pergerakan perilaku yang nyata dalam hidupku dan hidupmu.
Kita sudah pernah mempraktekkan wirid, misalnya wirid kerejekian. Kita dawamkan di mulut kita Surat Al Mulk 14 kali usai sholat Tahajud yang hening, kita dengungkan di dalam hati sanubari maknanya dan kita laksanakan selama tujuh hari. Cermatilah, apa yang kemudian terjadi? Apakah kemudian kita lantas mendapatkan sekarung uang di sajadah kita? Pasti hal itu tidak akan terjadi ketika kita kemudian hanya melakukan amalan seperti itu. Amalan itu akan bekerja secara efektif bila kita kemudian tetap melakukan KERJA CERDAS, KERJA KERAS, TEKUN dan RAJIN. Termasuk barangkali membuka usaha baru yang lebih menjanjikan keuntungan.
KUNCI AMALAN ADALAH PERILAKU
Maka bisa disimpulkan bahwa amalan apapun itu, harus disertai dengan PERILAKU yang nyata. Inilah KUNCI sesungguhnya dari sebuah amalan. Jadi kunci bekerja sempurnyanya sebuah amalan bukanlah sederet kata-kata maupun kalimat doa maupun mantra.
Doa maupun mantra akan memiliki energi yang berlipat-lipat manakala kita memberikan dorongan energi yang berupa PERILAKU NYATA. Hal ini sesuai dengan sebuah janji NYA, bahwa ALLAH TIDAK AKAN MENGUBAH NASIB SUATU KAUM BILA KAUM ITU SENDIRI TIDAK MENGUBAHNYA. Artinya, Tuhan tidak akan mengubah nasib kita selama kita berpangku tangan. Nasib harus diubah dengan upaya dan usaha. Kita gerakkan tangan, kita ayunkan kaki, kita gerakkan badan hingga berkeringat sehingga akhirnya rezeki mengalir ke diri kita.
Salah satu contoh sederhana adalah ketika kita memberi instruksi kepada anak kita. “Nak , sholatlah.” Anak akan manut atau menuruti instruksi ini bila kita juga melaksanakan sholat dan patut dicontoh oleh anak kita. Instruksi tidak akan efektif bila kita tidak melaksanakan sholat namun malah menonton televisi yang kebetulan menayangkan sepakbola. Kata-kata “Nak Sholatlah” akan menjadi mantra yang kuat dan bermuatan energi penuh bila ada perilaku yang nyata pada diri kita sendiri. Kita juga melaksanakan sholat tepat waktu, melaksanakan sholat secara khusyuk dan tumakninah dan menebarkan perilaku yang baik sebagai wujud dari mendirikan sholat yang sesungguhnya.
Begitu juga ketika seseorang menjalani amalan yang dimaknai sebagai bentuk olahraga mulut saja. Amalan yang hanya mendawamkan sekian ratus atau sekian ribu mantra/doa tidak akan berjalan efektif bila tanpa disertai dengan LAKU atau PERILAKU. Sepotong mantra/doa itu ibarat pelor peluru yang harus dilontarkan dengan senapan laku/perilaku. Mantra tidak akan bergerak menuju sasaran bila kaki dan tangan tidak kita gerakkan dalam perbuatan yang nyata.
Ada juga laku atau perilaku yang berhubungan dengan amalan tertentu yang membutuhkan bantuan dari makhluk halus di alam gaib biasanya disertai dengan ritual-ritual khusus, apakah itu memakai minyak misik, jafaron, kemenyan, bunga-bunga dan lain sebagainya. Tidak perlu kita bahas lebih jauh karena di blog www.wongalus.wordpress.com kita sudah banyak mendapatkan penjelasan secara detail dan disertai dengan dialog-dialog yang mencerahkan.
PROSES BEKERJA
Ada sekian persen amalan kita terkabul cepat namun kenapa kebanyakan biasanya amalan kita tidak langsung terkabul?
Saudaraku-saudaraku semua, semua amalan membutuhkan PROSES BEKERJA. Proses itu adalah kerja alam semesta sesuai dengan jalan dan jalur normal yang harus dilaluinya berupa hukum sebab dan akibat, atau sering disebut dengan SUNATULLAH. Sebuah amalan pasti membutuhkan SUNATULLAH. Tidak mungkin amalan bekerja tanpa sebab dan akibat yang rasional. Jadi singkirkan mitos bahwa amalan itu bekerja dengan cara yang irasional, goib dan tidak masuk akal.
Pada suatu ketika, kita mendawamkan Hizib sambil tahan napas untuk sebuah hajat misalnya menahan hujan agar tidak turun di satu tempat. Kita sampaikan kepada Allah SWT permohonan untuk menurunkan pertolongan NYA, kita sebut deretan asmak asmak NYA, kita berikan contoh-contoh kekuatan ajaib yang pernah ada dalam sejarah turun kepada Nabi Sulaiman dengan khotamnya, Nabi Dawud dengan lisannya, Nabi Yusuf dengan cahaya wajahnya, Nabi Musa dengan tongkatnya, Nabi Ibrahim dengan kampaknya dan seterusnya.
Setelah mendawamkan hizib, kita menunggu apa yang akan terjadi kemudian dan ternyata mengecewakan karena seperti tanpa ada hasil. Hujan tetap turun dengan derasnya. Kenapa hal ini terjadi? Kita lupa bahwa semua membutuhkan proses bekerja. Asmak wirid hizib dan ajian membutuhkan proses di dalam satu kurun waktu tertentu ketika mengawali untuk memiliki amalan ini. Amalan membutuhkan senjata (penghayatan dan perilaku) dan peluru (wirid doa mantra). Senjata dan peluru tentu membutuhkan proses pembuatan secara sempurna. Senjata dengan akurasi yang tinggi dan mengenai target bila kita memenuhi semua unsur di atas. Ditambah lagi dengan kemampuan kita menembak sasaran dengan tepat. Jadi amalan akan bekerja dengan baik setidaknya ada tiga unsur yang memenuhi:
1.Bacaan dan tata cara amalan doa wirid / mantra ajian sebagai peluru
2.Perilaku kunci sebagai senjata atau senapan

3.Kemampuan menembak tepat sasaran yang perlu latihan pengembangan kekuatan batin.
Ketiga hal ini multak adanya dan kesemuanya membutuhkan proses, apakah itu proses pembentukan amalan tertentu. Atau proses-proses unik bekerjanya sebuah amalan secara metafisik yang bisa jadi kita belum mampu menalarnya secara sempurna. Namun yang jelas ketika sebuah hajat itu kita lakukan dengan sebuah amalan tertentu maka semuanya membutuhkan proses di dalam satu kurun waktu tertentu.
LAMPAH WENING
Cara untuk memiliki sebuah ilmu bisa dijelaskan secara sederhana sebagai berikut.

1.Belajar dari orang yang sudah memiliki ilmu yang sudah dikuasainya secara sempurna. Belajar bisa banyak caranya, bisa dengan membaca melalui buku atau internet, atau langsung hadir menemui seseorang.

2.Mempraktekkan ilmu yang sudah diijazahkan atau diberikan kepada kita dengan riyadhoh dan latihan rutin.

3.Mempraktekkan ilmu yang kita miliki dan mengujinya apakah sudah benar-benar kita kuasai atau belum kemudian mematangkannya dengan cara benar benar mempraktekkannya.
Kebanyakan seorang yang belajar ilmu goib tidak tekun dan berlatih sehingga kemudian yang terjadi adalah kekecewaan. Kemudian lantas menganggap bahwa ilmu goib itu ilmu bohong-bohongan, ilmu apus-apus, ilmu yang tidak bisa dijamin kepastiannya, dan seterusnya. Padahal ilmu goib yang sejati lebih pasti dari ilmu pasti yang memiliki derajat akurasi yang tinggi bahkan justeru merupakan ilmu yang paling tepat di dunia. Ilmu goib menjadi dasar dan pondasi ilmu-ilmu yang ada dan bisa diuji di laboratorium fisika. Sebab goib tidak akan pernah ingkar janji. Goib tidak akan pernah bohong dan goib tidak pernah meleset dari sasaran.
Riyadhoh adalah salah satu usaha batiniah yang berat. Ada yang harus berpuasa sekian hari tidak boleh makanan yang bernyawa. Hanya boleh memakan umbi-umbian dan meminum air putih, harus meditasi sekian lama di gua-gua yang banyak binatang berbisa, kungkum di air dingin di muara sungai padahal disana dikhawatirkan banyak buaya, dan sebagainya. Semua ini hakekatnya adalah mengalahkan kehendak atau keinginan dari kebutuhan jasad fisik dan digantikan dengan kehendak dari ruhani dari dalam diri kita untuk membersihkan diri.
Kuncinya ada pada bagaimana agar hati ini bisa khusyuk dan pikiran tidak bergerak secara liar kemana-mana. Kita mencapai kedalaman TITIK HENING di gelombang otak terendah. Hal ini merupakan sebuah perjalanan “lampah wening” yang berani menuju samudra spiritual yang damai penuh ketenangan…
Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati setiap hal yang ada di depan mata, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan jalinan komunikasi dengan Sumber Abadi Semua Kekuatan Semesta menjadi kurang optimal.
Banyak yang gagal dan menyatakan bahwa khusyuk ketika riyadhoh itu sangat sulit. Cobalah untuk menyantaikan diri. Rileks. Satu prinsip utama adalah jangan ‘mencari’ khusyuk, cukup siapkan diri untuk ‘menerima’ khusyuk itu, karena khusyuk bukan kita ciptakan tapi ‘diberi langsung’ oleh NYA sebagai hadiah atau doorprize yang penuh kenikmatan karena kita telah menemuiNYA. Tips yang sangat sederhana bukan?
Maka kita bersikap rileks saja selama riyadhoh dimanapun tempatnya. Duduk atau berdiri kepala hingga pinggang dikendorkan, jatuh laksana kain basah yang dipegang ujungnya dari atas. Berat badan mengumpul di kaki yang kemudian serasa keluar akarnya, mengakar ke bumi. Berdiri santai, senyaman kita berdiri. laksana pohon cemara, meluruh atasnya, kokoh akarnya sehingga luwes tertiup angin namun tak roboh. Bersikap rileks dan menyiapkan diri kita untuk siap ‘menerima’ karunia khusyuk, karena khusyuk itu diberi bukan kita ciptakan.
Setelah kehendak atau keinginan jasad fisik kita terkalahkan oleh kehendak ruhani, kita menunggu hadirnya tanda-tanda, wisik, isyaroh dari goib sesuai dengan niat awal kita memiliki ilmu goib.Tanda-tanda ini umumnya adalah terbukanya komunikasi dengan goib secara jernih dan tertangkap dengan jelas dalam sebuah KESADARAN RUH yang tidak ada keraguan di dalam hati kita. Hal ini tidak bisa direkayasa dengan akal pikiran kita karena kita hanya berada dalam kondisi pasif dan pasrah. Dibalik kepasrahan hati nurani kita, pada tahap ini sesungguhnya yang terjadi adalah aktivitas batiniah dan ruhani yang berlangsung sangat efektif. Seperti terbukanya pintu langit oleh sorot goib yang terang benderang.
WUSANA KATA
Tiada suatu hasil di dunia ini tanpa usaha keras dan sepenuh hati. Hati yang bimbang dan ragu-ragu adalah musuh yang harus dijauhi oleh seseorang yang ingin memiliki ilmu dan kemudian pada akhir menginginkan menjadi pribadi yang sempurna.
Tujuan akhir memiliki ilmu bukanlah untuk memuaskan dahaga egoisme apakah itu untuk kejayaan keluhuran kekayaan diri sendiri. Namun untuk memberi kemanfaatan kepada semua makhluk NYA yang membutuhkan bantuan. Kita menjadi perpanjangan tangan dari kuasa NYA sebagaimana yang dimaksudkan dan tujuan menciptakan diri kita. Kita mengosongkan diri dari hasrat keinginan dan nafsu egoisme dan kita pasrah sepenuhnya pada iradat-NYA.
Kita harus menata diri setiap saat agar siap dengan tantangan dan beratnya ujian. Bila ujian selesai kita kerjakan dengan sebaik-baiknya, maka akan ada ujian baru lagi yang tingkat dan bobotnya lebih berat. Hidup adalah ujian yang tak pernah selesai hingga akhir hayat dan ilmu-ilmu yang diberikan-NYA kepada kita adalah amanah yang harus dipergunakan sebagaimana mestinya.
Demikian sedikit uraian yang bisa kami sampaikan dan mohon maaf atas segala kelemahan dan kekurangan. Salam paseduluran. Rahayu rahayu rahayu.
ttd
Wongalus berumah di www.wongalus.wordpress.com
Email: rdrkwa@gmail.com. “Sajatine kabeh iku ora ana, kang ora iku dudu nanging masiyo dudu, ya kabeh iku mau

1 komentar:

  1. Pemikat lawan jenis, pengasihan, aura, pelarisan, cepat dapat jodoh
    Syaratnya mudah, tanpa puasa sudah kami ritual, anda tidak perlu susah-susah ritual sendiri.
    minat : hubungi 085727874444.(prayoga)

    baca selengkapnya: http://jagadilmuhikmah.blogspot.com/

    BalasHapus